Lamunanku membawa bayangmu kembali disini
Ditemani lembaran-lembaran kertas penuh kenangan
Dan selembar foto aku dan kamu dengan senyuman
Lagi, aku terbuai masa silam
Membentuk rindu di tengah kesendirian
Sudah lama sejak saat itu, aku masih ingat untuk apa kau menjauh
“Untuk Kita,” katamu tersenyum lalu memandangi biru langit
Kau pun melangkah pergi, bayangmu pergi, terus pergi
Menjauh, semakin jauh hingga punggungmu tak terlihat lagi
Tanpa sempat ku tanyakan kapan kau akan kembali
Lantas kini mengapa kita begitu terasing?
Bukan karena jarak, waktu dan perpisahan
Bukan pula karena tak ada pertemuan, senda gurau dan keakraban
Semuanya dimulai saat kau meninggalkan masa lalu
Kau menjaga jarak, tak peduli, padahal ada aku dalam memori itu
Akankah aku bisa lagi bertemu denganmu?
Tak ada tanda yang memberi isyarat padaku
Dan aku pun semakin ragu
Ketika waktu semakin berlalu
Namun kita tak kunjung bertemu
“Melambung jauh terbang tinggi bersama mimpi, terlelap dalam lautan emosi. Setelah aku sadar diri kau tlah jauh pergi, tinggalkan mimpi yang tiada bertepi. Kini hanya rasa rindu merasuk di dada, serasa sukma melayang pergi, bawa arus kasih membara.”
"Cinta memang sungguh menyiksa, tak ku sangka kau ucapkan kata yang begitu menusuk dada, 'karna aku sudah tak cinta', kalimat itu selalu terngiang di telinga, sungguh tega nya kau bisa mneghilangkan rasa, tak sadarkah kau, aku yang telah terluka karna cinta".